Dudum didim dadam
Saatku membawa sajam
Semoga hati tak segelap malam
Dudum didim dadam
Pelan pelan mendekam
Bisikan bisikan penuh geram
Ah inilah saatku bergumam
Dudum didim dadam
Ku tertahan karena hingar bingar
Tak mungkin kan terdengar
Suara semut berkoar
Selasa, 31 Oktober 2017
D3
Minggu, 29 Oktober 2017
Suara Cinta
Ketika tubuhku berbicara
Aku tak mendengarnya
Tapi ada kalanya
Ku dengarkan dengan seksama
Kau yang tak menerima
Ketika tubuhku berbicara
"Sudahlah tetap disini saja"
"Karena berat rasanya"
Ketika tubuhku berbicara
"Sudahlah tak apa"
"Aku baik-baik saja"
Maafkan aku yang berjalan
Tanpa menyuarakan cinta kalian
Karena kau yang tak cukup memikirkan
Tuan
Ada saatnya mempertanyakan
Virus yang betah di tenggorokan
Menyapamu tak lebih dari sebulan
Seperti akulah si tuan
Ada saatnya mempertanyakan
Kaki yang tak henti berjalan
Walau sakit dirasakan
Hanya karena tuan tak beri keringanan
Ada saatnya mempertanyakan
Empat jam yang ku habiskan
Demi bersihnya pendapatan
Walau hati tak ingin sendirian
Ada saatnya mempertanyakan
Kisah yang tak layak dibagikan
Dari si tuan
Untuk tuan
Pola
Terlihat lebih indah
Jika cahayanya selalu berubah
Sesuai pola sang pencipta
Tapi benarkah adanya?
Terlihat lebih indah
Jika kuning berganti merah
Dan kembali semula
Tapi benarkah polanya?
Terlihat lebih indah
Jika hatiku tak selalu goyah
Akan pola dari sketsa
Berganti sesuai rencana
Titik, Tetes, Butir
Titik demi titik
Lama lama menjadi garis
Aku yang cantik
Akhirnya kembali menangis
Tetes demi tetes
Berkumpul menjadi kolam
Air mata yang menetes
Dapatkah ku redam?
Butir demi butir
Tersusun walau pecah
Air mata yang bergulir
Telah terlanjur tumpah
Senin, 23 Oktober 2017
Pengertian Ibid, Op.cit, dan Loc.cit
[1] Susanto, “Tendangan si Kaki Buntung” (Mataram: Joesat Press, 2010) hal.23
[2] Ibid
[3] Id. at 29.
Dari penjelasan di atas, kita ketahui bahwa
- Referensi omor 2 sama dengan nomor satu (pengarang, buku, dan halaman yang sama).
- Referensi nomor 3 sama dengan nomor 1 tetapi hal yang berbeda, halaman 29.
Contoh penggunaan Op.Cit:
1Satria Titien, "Perbedaan Akusisi Bahasa" (Jakarta: Gramedia, 2015), 111.
2Daniel Goleman, "Emotional Intelligence" (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Sandra Desi & Abdul Halim, "Bahasa Antara" (Bandung: Kaifa, 2000), 25-46
4Titien, Op.Cit., 125.
Loc.cit (locere citato=kutipan yang telah disebutkan pada halaman/bab selanjutnya) artinya Jika halaman yang dikutip sama, maka digunakan istilah loc. cit. (sing-katan dari loco citato) Penggunaan loc.cit dan Op.Cit sekarang sudah jarang digunakan lagi.
Dalam metode kutipan Kate.L.Turabian (oxford) kutipan tersebut diganti dengan sebagian nama penulis, sebagian nama buku, dan halaman.
Contoh penggunaan Loc.cit:
1Haerazi, “Pendekatan pembelajaran Bahasa", (Yogyakarta: Samudra Biru, 2010) hal 15-20
2Amalia Rizki, “Penerapan Bahasa", (Bandung: Tiga Dara, 2015) hal 15
3Haerazi, Loc.Cit
Sumber:
http://titiensatria.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-ibid-op-cit-dan-log-cit.html
https://ferdiandonthavelastname.wordpress.com/2009/06/24/apa-yang-dimaksud-ibid-op-cit-dan-loc-cit/
Sabtu, 14 Oktober 2017
Apakah Sepuluh Hari Lagi?
Tiba-tiba teringat
Catatan penuh makna tersirat
Dibuat dengan kalimat
Yang terlintas cepat
Hanya lihat suasana sesaat
Curiga pun mendekat
Saat kembali ingat kalimat
Yang ku buat
Sepuluh hari sebelum badai mendekat
Hanya Catatan Tersembunyi
Mondir mandir di beranda
Memperhatikan jalan ibukota
Aku tahu itu hanya nama
Entah apakah ada yang membaca?
Lagu ini ku dendangkan tanpa irama
Semoga ada yang berikan anggukan bermakna
Kisahku penuh warna
Itu bagiku entah yang lainnya
Bisa satu tampaknya
Hulu Hilir
Kembali ku berpikir,
Apakah ini menuju akhir?
Kemarin sudah terjungkir
Kini kembali terjungkir
Maafkan aku yang amatir
Meminta ria tiada akhir
Memang sudah takdir
Air tak berhenti mengalir
Roda ke hulu hilir
Inilah ku bertakbir
Jumat, 13 Oktober 2017
Apalah Arti Menunggu (Raisa Versi Mengantuk, by 457RI)
Telah lama aku bertahan
Demi tugas wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua kantuk tlah datang
Sekarang aku tersadar
Kantuk yang ku tunggu datang menyerang
Apalah arti aku menunggu
Bila kantuk tlah menghampiri
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua kantuk tlah datang
Kamis, 12 Oktober 2017
Ketika Ku Telah Memilih
Ketika ku telah memilih
tiada kata letih
tiada kata tertatih
Sebab ku telah terlatih
Ketika ku telah memilih
Simpan semua cerita
Hanya untuk ku cerna
Sebab ku hanya manusia
Ketika ku telah memilih
Lepas semua kesedihan
Saat ku butuh jawaban
Sebab ku makhluk ciptaan
Apakah Sudah Setengah?
Apakah sudah setengah?
Lajuku melangkah
Saat mengemban amanah
Apakah sudah setengah?
Jalan yang membuatku terpapah
Layaknya dipanah
Apakah sudah setengah?
Lurusnya keyakinan
Akan kebajikan di depan
Rabu, 11 Oktober 2017
Ternyata Masih Banyak
Ternyata masih banyak
Napas yang belum diatur
Langkah yang belum bisa diukur
Ternyata masih banyak
Air yang belum tertampung
Simpanan yang belum ditabung
Ternyata masih banyak
Hati yang belum leluasa
Pikir yang belum terbuka
Ternyata masih banyak
Buku yang belum disentuh
Pendapat yang belum ditaruh
Ternyata masih banyak
Mata yang belum melihat
Pengorbanan yang belum tersurat
Senin, 09 Oktober 2017
Angin Malam
Ku sangka ada yang memberi salam
Ternyata hanya angin malam
Yang membawa cerita silam
Tiada tempatku berdiam
Ratusan harap telah tenggelam
Wajah merah padam
Mampukah aku memendam?
Tiada hajat untuk menikam
Senandung Di Kala Rindu
berterima kasihlah!
pada hujan yang mendinginkan
pada panas yang mengeringkan
pada hati yang merasakan
pada Dia yang menciptakan
2024
Saat semua tak lagi sehat Saat semua harus merapat Saat semua tak terlihat Saat semua duduk di tempat Harus semua berlaku hebat Harus semua ...
-
Rindu yang samar Dibalik wajah sangar Walau setitik terpancar Duka itu tetap cecar
-
Aku telah berjanji Akan bertemu Sabtu ini Menemui teman cerita Saat dewasa muda Aku telah berjanji Akan bercerita banyak Tentang hari-hari M...
-
Tidak dengan senang hati Aku menari Karena lagu yang mengiringi Sungguh menyayat diri Tidak dengan mudah Aku melangkah Karena lantai yang be...