Perlahan dia mendekatiku. Suara-suara bernada itu mungkin telah memikatnya. Aku menoleh, dia cuek. Dengan percaya diri, dia melangkah tepat di atas benda itu. Ya, benda hitam berbentuk segi empat multifungsi yang disebut dengan laptop. Belum selesai melihat ulahnya, pandanganku berubah arah sedikit ke kanan. Bentuk yang hampir sama menghampiri, tapi berbeda laku. Dia berjalan di belakang, tidak ikut contoh yang salah.
Ku pikir semua telah berakhir. Mata ini pun bersiap menghadap lembaran-lembaran yang menggunung. Ternyata, cerita baru dimulai. Mereka bersembunyi di belakang laptop dan mengetik dengan keempat kakinya. Hasilnya, jadilah tulisan tak bermakna. Sebaliknya, jemariku menggelitik untuk menceritakan kisah ini.
#457RI