Sejenis

Yang sejenis

Akan berkumpul bersama

Itulah pembuat tangis

Untuk waktu yang lama

Yang diharap

Namun gagal bersama

Itulah yang dianggap

Sebagai masa berduka

Yang berpikir

Tentu ingin bersama

Itulah terakhir

Hingga penghujung kata

Fakir

Kadang aku berpikir

Apa aku yang fakir?

Selalu berada di pinggir

Dan hampir tersingkir

Kadang aku menerka

Apa aku yang papa?

Karena di seberang sana

Bisa hihi dan haha

Kadang aku merenung

Apa aku belum beruntung?

Selalu menghitung-hitung

Tak kunjung menggunung

Penuh

Hari-hari penuh ulah

Dari daku yang hanya singgah

Adakah niat untuk berbenah

Hingga tiada keluh kesah

Hari-hari penuh rintang

Dari daku yang mulai usang

Adakah niat untuk berbintang

Hingga tiada sesal menghadang

Hari-hari penuh sesak

Dari daku yang mulai rusak

Adakah niat untuk memperbanyak

Hingga tiada kesal menyeruak

Andai

Andai segala perhatian

Ku berikan tanpa keluhan

Mungkinkah ada penyesalan

Ketika takdir ke permukaan

Andai segala ucapan

Manis tanpa alasan

Mungkinkah ada perbedaan

Ketika takdir ke permukaan

Andai segala kewajiban

Selesai jauh dari ketetapan

Mungkinkah ada perbaikan

Ketika takdir ke permukaan

Dua Puluh Dua

Semakin hari semakin terasa

Tanpa dirinya begitu menyiksa

Seperti minuman tanpa gula

Begitulah daku terima

Semakin hari semakin sendu

Tanpa dirinya begitu merindu

Seperti sebuah dadu

Begitulah daku berpadu

Semakin hari semakin begini

Tanpa dirinya begitu sepi

Seperti dipeluk mentari

Begitulah daku sendiri

Apa Daya

Niat pertama

Selesai semua

Tapi apa daya

Tanpa tenaga

Niat pertama

Gagal jadinya

Karena daya

Berbatas masa

Niat pertama

Tidak mengapa

Mungkin jeda

Adalah jawabannya

Saluran

Ada pesan

Aku penasaran

Ku kira teman

Ternyata saluran

Ada penanda

Pada jendela

Pesan telah tiba

Minta dibaca

Ada bunyi

Minta dibaca lagi

Aku sudah mengerti

Tunggu selesai di sini

Nana dan Cupid

Apalah saya

Tak berani sebut nama

Karena yang terlihat mata

Belum tentu aslinya

Apalah saya

Bukan Mbak Nana

Tinggal sebut saja

Mas Cupid menyapa

Apalah saya

Bukan artis drama

Tinggal senyum saja

Menikmati cerita

Kembali

Temanku kembali

Telah lama dia pergi

Entah kenapa hari ini

Dia menyapa anggunly

Temanku kini muncul

Telah lama tak berkumpul

Senyum telah full

Cocok dijadikan sampul

Temanku kini berbagi

Cerita saat ini

Sungguh senang sekali

Melihat akun yang asli

Sakit

Sulit ya sulit

Sungguh tak sedikit

Putih yang melilit

Membuat sakit

Sulit ya sulit

Ingin segera bangkit

Bergerak sedikit

Agar tak digigit

Sulit ya sulit

Kini telah membukit

Menjadi rumit

Hingga ke kulit

Bukan Teman

Apakah itu sekutu?

Dia perlahan memburu

Seperti tertusuk paku

Menjadikan kelu

Apakah itu teman?

Dia membunuh perlahan

Seperti dimakan

Dengan perbuatan

Apakah itu sahabat?

Dia perlahan menyayat

Seperti sebuah syarat

Menjadikan mayat

Tanpanya

Hari-hari tanpa melihat

Senyum yang memikat

Terus ku mengingat

Hari-hari telah lewat

Hari-hari tanpa mendengar

Kata-kata penuh sabar

Maaf aku telah kasar

Hari-hari menjadi besar

Hari-hari tanpa bicara

Kata-kata tanpa suara

Dari hati ku berkata

Maaf atas semua

Gambar

Ingin ku gambarkan

Semua keadaan

Hingga penyesalan

Bisa dijauhkan

Ingin ku tuliskan

Semua kerinduan

Hingga keadaan

Tak memilukan

Ingin ku ceritakan

Semua kejadian

Hingga kemudian

Kita dipertemukan

#457RI

Tanpa

Ingin ku gambarkan

Semua keadaan

Hingga penyesalan

Bisa dijauhkan

Ingin ku tuliskan

Semua kerinduan

Hingga keadaan

Tak memilukan

Ingin ku ceritakan

Semua kejadian

Hingga kemudian

Kita dipertemukan

Warna Di Mana

Beragam warna

Telah tersedia

Tapi mengapa

Kini berbeda

Beragam warna

Dulu memang ada

Kini berbeda

Tak lagi sama

Beragam warna

Bukan ku punya

Kini tiada

Di manakah dia

Tak Putus

Tak putus-putus

Berarti terus

Entah siapa yang harus

Entah siapa yang lurus

Tak henti-henti

Berarti bertubi

Entah siapa di tepi

Entah siapa di sini

Tak sendat-sendat

Berarti padat

Entah siapa bergulat

Entah siapa bergalat

File

Masih menjadi misteri

Ke manakah dia pergi

Sudah dicari-cari

Masih tiada lagi

Masih menjadi tanya

Ke manakah dia berada

Sudah ke sini dan sana

Masih juga tiada

Masih membuat bingung

Ke manakah dia bergabung

Sudah ku hitung

Masih harap dijunjung

Hujan Atau Cerah

Hujan ataupun cerah

Tak dapat ku menerka kisah

Satu atau dua arah

Yang berlalu atau singgah

Hujan ataupun cerah

Sebaik-baiknya langkah

Berjalan tanpa resah

Berlalu tanpa gundah

Hujan ataupun cerah

Semoga tidak melemah

Semoga tidak lengah

Semoga tidak begah

Dua Belas

Dua belas

Dikali tiga

Engkau dirias

Daku di mana

Dua belas

Dikali tiga

Daku di kelas

Engkau di wisuda

Dua belas

Dikali tiga

Begitu membekas

Karena cantiknya

Terang Yang Redup

Dia terang yang redup

Baginya telah cukup

Menjaga di tepi katup

Berada pada lingkup

Dia terang yang redup

Semua telah dihirup

Menjaga hingga kuyup

Kembali untuk menguncup

Dia terang yang redup

Semua menjadi gugup

Tiada terdengar letup

Pada kalimat penutup

Dia dan Dunia

Dia dan dunia

Penyebab banyak luka

Hingga aku bertanya

Beginikah seharusnya?

Dia dan dunia

Menyimpan banyak rahasia

Hingga aku terluka

Beginikah jadinya?

Dia dan dunia

Membuat aku tertawa

Hingga suatu masa

Beginikah akhirnya?

Ya Gimana Ya

Ya gimana ya

Coba kamu berkaca

Apakah semua kata

Pantas mengudara

Ya gimana sih

Coba ikut sumbangsih

Takkan hati mendidih

Pantas jika risih

Ya gimana lah

Coba ukur lidah

Pantaskah kamu meludah

Hingga lupa wadah

Terlalu Lama

Apa terlalu lama

Meninggalkan kamar tercinta

Hingga merasa

Cahayanya tak sama

Apa lama sekali

Meninggalkan kamar ini

Hingga mulai disadari

Cahayanya redup begini

Apa hanya perasaan

Terlalu lama meninggalkan

Hingga ada perbandingan

Selama perjalanan

Marada

Teringat kata Marisa

Coba maju saja

Lihat di sekelilingnya

Mendukung semua

Teringat kata Adah

Terus majulah

Lihat segala tingkah

Mendukung selangkah

Teringat karakter diri

Sulit untuk mengerti

Perlihatkan solusi

Atas semua ini

Sering

Sering aku bertanya

Ingin ku yang mana

Ketika hati berbicara

Mulut diam saja

Sering aku merasa

Ingin memulai semua

Ketika sampai masa

Ragu terus menyapa

Sering aku menduga

Ingin ku bersama

Ketika di beranda

Terkunci semua kata

Jembatan

Ada banyak berita

Bahwa inilah jawabnya

Tapi bagaimana

Tak pernah ada kata

Ada banyak mereka

Yang menginginkan bersama

Tapi bagaimana

Tak pernah ada kata

Ada banyak jembatan

Di sekeliling jalan

Tapi keinginan

Tak pernah jadi kenyataan

Mengapa Ada Siapa

Dia melempar batu

Tetapi bertanya selalu

"Ada apa disitu?"

"Ada apa denganmu?"

Dia membuang sampah

Tetapi bersumpah serapah

"Siapa pembuat tingkah?"

"Siapa pembuat nanah?"

Dia menusuk hati

Tetapi berbisik tiap kali

"Mengapa kau tak berhenti?"

"Mengapa kau tetap di sini?"

Rencana

Sejuta rencana

Gagal semua

Karena masa

Tidak ada

Sejuta rancangan

Gagal ditunaikan

Karena lembaran

Perlu disesuaikan

Sejuta konsep

Gagal jadi resep

Karena semua step

Tiada serep

Diam

Jangan hanya diam

Tingkahmu telah terekam

Dari siang hingga malam

Sedikit membuat geram

Jangan diam saja

Tingkahmu haruslah beda

Dari pagi hingga senja

Sedikit membuat murka

Jangan diam melulu

Tingkahmu sungguh malu

Dari subuh hingga dalu

Sedikit membuat kelu

AMBillah

Apakah tidak punya jawaban?

Apakah mungkin kelewatan?

Apakah bisa ketutupan?

Apakah itu alasan?

Mengapa tidak punya?

Mengapa mungkin lupa?

Mengapa sampai bisa?

Mengapa alasan saja?

Bagaimana sampai tidak?

Bagaimana mungkin beranjak?

Bagaimana bisa serentak?

Bagaimana alasan menjejak?

Kostum

Dapatkah kamu membagi

Hari-hari menguras energi

Dengan beberapa kali

Letih menghampiri

Dapatkah kamu bertahan

Hari-hari penuh latihan

Dengan beberapa peringatan

Mengalami pengulangan

Dapatkah kamu tersenyum

Hari-hari tanpa rangkum

Dengan beberapa kostum

Letih berdentum

Heran

Masih heran

Dia yang terdepan

Tapi tak dihadapan

Seolah melupakan

Masih bertanya-tanya

Dia yang utama

Tapi tak ada

Seolah di angkasa

Masih bingung

Dia yang beruntung

Tapi tak bergabung

Seolah buntung

Khas

Ingin mengarsipkan karya

Sebagai bukti nyata

Bahwa itu benar ada

Pengingat suatu masa

Ingin berbagi tulisan

Sebagai bukti kenangan

Bahwa itu benar beriringan

Dengan kehidupan

Ingin menunjukkan kertas

Sebagai ciri khas

Bahwa aku memandang emas

Setiap kejadian yang lintas

Maling

Pancing memancing

Lupa sekeliling

Dia itu asing

Mungkin sudah juling

Pancing memancing

Entah apa yang miring

Ingin ku lempar beling

Dasar maling

Pancing memancing

Ingin aku nyaring

Agar pabrik daging

Tahu siapa bajing

Layu

Waktu berjalan cepat

Raga semakin lambat

Aku yang ditempat

Berharap selalu sempat

Waktu yang berlari

Membuat ingin menepi

Namun setiap kali

Semakin bertambah hari

Waktu tak menunggu

Membuat semakin layu

Aku yang termangu

Berharap kembali laju

Sumbangsih

Kita yang terus belajar

Selama bumi masih berputar

Takkan berhenti menalar

Demi membangun pilar

Kita yang terus membaca

Selama bumi masih ada

Takkan berhenti menata

Demi membangun bangsa

Kita yang terus berlatih

Selama bumi dinilai masih

Takkan berhenti sumbangsih

Demi membangun benih

Hanya Kenalan

Kita hanya kenalan

Jangan terlalu berlebihan

Dia yang punya urusan

Jangan kau ambil bagian

Kita hanya kenalan

Kau tak berkewajiban

Semua ditawarkan

Tanpa memikirkan

Kita hanya kenalan

Jangan menambah kejengkelan

Semua yang ditawarkan

Tak satupun berkenan

Mini

Tampak dari muka

Senyum tak pernah alpa

Kiri kanan disapa

Bahagianya dia

Tampak dari jauh

Senyum selalu penuh

Kiri kanan gaduh

Bahagianya sepuh

Tampak dari sini

Senyum tak berhenti

Kiri kanan mini

Bahagianya gemini

Tak Membaca

Dia tak membaca

Itu mungkin biasa

Padahal ada kata

Khusus untuk dia

Dia tak membaca

Mungkin tak menyangka

Ada kata untuk dia

Dari orang biasa

Dia tak membaca

Itu karena apa

Mungkin sakit hatinya

Karena sebuah rasa

Ada Apa Denganmu

Ada apa denganmu

Tiba-tiba begitu

Semoga bahagia selalu

Itu harapanku

Ingin ku bertanya

Sungguh ada apa

Tapi aku bukan siapa

Yang bisa berkata

Bisakah aku dapat jawaban

Dari apa yang ku temukan

Hingga bisa menarik kesimpulan

Agar tak kepikiran

Empat Kali Tiga

Empat kali tiga

Adalah hal tak sengaja

Yang kini jadi biasa

Saat menulis kata

Empat kali tiga

Adalah hal biasa

Yang kini istimewa

Karena punya makna

Empat kali tiga

Adalah hal bermakna

Yang selalu ada

Di kehidupan nyata

Bisakah

Yang diharapkan

Tak muncul ke permukaan

Bisakah dia berjalan

Tanpa membawa kawanan

Yang ditunggu

Tak jua bertemu

Bisakah dia bertamu

Tanpa ini dan itu

Yang didamba

Tak jua ke muara

Bisakah dia berjumpa

Tanpa alasan keluarga

Selamat ya kalian

Selamat"

Adalah kata yang dibuat

Setelah aku melihat

Senyumnya yang meningkat

"Selamat ya"

Adalah dua kata

Yang punya makna

Ku kirim padanya

"Selamat ya kalian"

Adalah kata mendoakan

Yang merupakan harapan

Ku kirim sebagai bingkisan

Mata

Mata yang mengantuk

Semua bisa dikutuk

Hati ingin memujuk

Tapi sulit diketuk

Mata yang memerah

Semua bisa dimarah

Hati ingin menggugah

Tapi sulit diubah 

Mata yang memejam

Semua bisa dirajam

Hati ingin meredam

Tapi sulit dipadam

Cukup

Cukuplah berbaring

Dan memilih hening

Biarlah yang berdering

Berhenti nyaring

Cukuplah merebah

Penghibur lelah

Karena takkan berubah

Hingga waktunya cerah

Cukuplah memejam

Dan memilih diam

Biarlah malam

Yang jadi peredam

Coba

Coba kamu pikirkan

Itu bukan kewajiban

Ada yang bantu berjalan

Tolong jeda diberikan

Coba kamu pikirkan

Jauh kamu dimudahkan

Dengan sedikit kasihan

Dia sanggup lakukan

Coba kamu pikirkan

Jika jalan sendirian

Sakit pasti dirasakan

Jauh dari harapan

Berisik

Kapasitas satu giga

Dituntut dua

Aku siapa

Kamu siapa

Kaki melangkah seratus

Kamu minta seribu

Rasaku yang tulus

Mulai jadi abu

Tangan yang merangkul

Kaki yang melangkah

Janganlah kamu pukul

Dengan kata perintah

Keajaiban

Tangan yang tak bisa menggenggam

Karena terlampau banyak harapan

Hingga sepertiga malam

Menunggu keajaiban

Tangan yang tak bisa menggenggam

Karena terlambat sarapan

Hingga aku terdiam

Di manakah keajaiban

Tangan yang tak bisa menggenggam

Karena terlalu banyak bawaan

Hingga diri ini bergumam

Tiadakah keajaiban

Tak Bertenaga

Tak bertenaga

Bukan mengada-ada

Dengar ku punya cerita

Kau akan anggukkan kepala

Tak berenergi

Bukan ingin diri

Baca ku punya puisi

Kau akan segera mengerti

Tak bercanda

Bukan ingin menjeda

Lihat ku punya raga

Kau akan melipat tawa

Mode Hening

Mode hening

Efektif saat berbaring

Namun tetap pusing

Banyak pesan tanpa dering

Mode tidur

Efektif saat bersyukur

Bahwa dunia telah diatur

Pasti akan makmur

Mode biasa

Efektif saat bekerja

Namun itu semua

Hanya seperlima

Hanya Aku

Hanya aku yang serius

Memikirkan beberapa rumus

Agar kita tetap terus

Bersama dalam radius

Hanya aku yang berpikir

Cara tuk tetap hadir

Agar kita tak tersingkir

Oleh rahasia takdir

Hanya aku yang meminta

Tetap saling sapa

Agar semua cerita

Berakhir bahagia

Tak Banyak

Tak banyak yang dibicarakan

Karena kita berbeda tujuan

Tentang apa yang dihadapan

Gagal melalui tantangan

Tak banyak yang dibahas

Karena kita berbeda kelas

Tentang apa isi kulkas

Gagal menyatukan napas

Tak banyak yang diucap

Karena kita berbeda sikap

Tentang apa isi map

Gagal membangun atap

Tak Terduga

Hal yang tak terduga

Menemani pagi anda

Kesempatan untuk menyapa

Walau sedetik saja

Hal yang tak terpikir

Menemani seindah syair

Kesempatan karena mampir

Walau sudah di hilir

Hal yang sungguh terjadi

Mengabadikan foto diri

Kesempatan untuk berbagi

Keberuntungan pagi hari

4362

Empat tiga enam dua

Sempat saya pendam rasa

Sangat suka dalam dada

Cepat masa redam asa

Satu dua tiga empat

Ribuan suka tiada terlihat

Karena dikau tiada merapat

Hanya daku tiada dapat

Daftar pustaka lampiran

Tiada menyangka di tepian

Adalah kata yang diharapkan

Selamat di perjalanan

Doakan

Yang sering bertanya-tanya

Sedang apakah saya

Mari doakan saja

Selesai tugasnya

Yang sering mengirim pesan

Mengajak jalan

Mari doakan, teman

Selesai semua pekerjaan

Yang sering mencari-cari

Di manakah diri

Mari doakan kini

Selesai semua hari ini

Sepanjang Hidupnya

Mungkin sepanjang hidupnya lelah

Di matamu semua tak indah

Ingin ku mengurai kisah

Tapi tiada yang mengatur langkah

Mungkin sepanjang hidupnya sepi

Di matamu memang tampak hepi

Ingin ku bisa berbagi

Tapi tiada yang berbaris rapi

Mungkin sepanjang hidupnya luka

Di matamu semua bahagia

Ingin ku berbagi cerita

Tapi tiada satupun telinga

Aku Dan

Satu dan dibagi-bagi

Seperti aku yang jalan sendiri

Seperti aku yang harus berlari

Seperti aku berkeliling negeri

Satu dan selalu bertambah

Seperti aku yang lelah

Seperti aku yang memerah

Seperti aku mengarungi lembah

Satu dan tidak berkurang

Seperti aku yang hilang

Seperti aku yang menantang

Seperti aku terpaksa menyeberang

Terpilih

Masih beribu

Habis waktuku

Memilih yang sesuai

Untuk sebuah esai

Masih memilih

Catatan putih

Yang sekiranya tepat

Untuk banyak kalimat

Masih banyak

Lembaran yang tampak

Ingin ku beralih

Sayangnya telah terpilih

3000

Hanya jadi cerita

Mungkin itu batasnya

Pengantar masa

Menunggu cita

Hanya jadi pengingat

Mungkin itu obat

Penyembuh yang dekat

Meski bukan sahabat

Hanya jadi penghibur

Mungkin sudah diatur

Untuk bersiap mundur

Walau sedikit hancur

Pengingat Cerita

Hanya jadi cerita

Mungkin itu batasnya

Pengantar masa

Menunggu cita

Hanya jadi pengingat

Mungkin itu obat

Penyembuh yang dekat

Meski bukan sahabat

Hanya jadi penghibur

Mungkin sudah diatur

Untuk bersiap mundur

Walau sedikit hancur

Permulaan

Tak ada harapan

Itu yang ku pikirkan

Sejak dari permulaan

Kita dipertemukan

Tak akan sejalan

Itu yang kurasakan

Kurang dari sebulan

Kita dipersatukan

Tak akan mudah

Jika kita memperindah

Cermin yang terbelah

Akibat lelah

Luka

Dengan berusaha

Di atas rata-rata

Ku yakin dia bisa

Dapat yang sempurna

Dengan memilih

Untuk tak teralih

Ku yakin dia bersih

Hingga bersama putih

Dengan rutinitas

Hingga jadi teratas

Ku yakin dia pantas

Menghilangkan bekas

Ikatan

Ikatan yang terlepas

Membuat tidur tak lagi pulas

Walau jiwa terhempas

Tetap harus bernapas

Ikatan yang menjauh

Membuat dunia runtuh

Walau jiwaku rapuh

Tetap rindu berlabuh

Ikatan yang menghilang

Membuat duniaku goyang

Walau mencoba berlapang

Tetap sedih menghadang

Masa Berisik

Mengumpulkan detik-detik

Agar lebih baik

Ratusan titik-titik

Menemani masa berisik

Mengumpulkan kepingan

Agar lebih ringan

Ratusan angan

Menemani masa kenangan

Mengumpulkan remah

Agar lebih ramah

Ratusan amarah

Menemani masa terindah

Berbatas Waktu

Ketika semua berbatas waktu

Aku percaya takkan bertemu

Seperti yang dahulu

Sebelum dipisah rindu

Ketika semua berbatas waktu

Aku percaya tetap ada kamu

Tapi tak seperti dulu

Sebelum dipisah rindu

Ketika semua berbatas waktu

Aku percaya hari itu

Akan terekam dalam memoriku

Menjadi kenangan masa lalu

Akhir Pertemuan

Sebuah kisah

Di akhir pertemuan

Hari yang indah

Ada yang terlupakan

Ini semua berkat

Hal-hal "penyakat"

Membuat daya ingat

Tak lagi kuat

Sebuah kisah

Takkan berubah

Karena akhir

Telah terukir

Minggu

Pagi Minggu ceria

Ku ingin berikan piala

Pada satu raga

Yang selalu kerja

Pada Minggu biasa

Ku ingin rebahkan rasa

Agar jiwa tak meronta

Meminta tambahan masa

Pada Minggu ini

Ku ingin tepiskan iri

Agar jiwa sehat kembali

Bisa berjalan dan berlari

0897

0897

(Nol Delapan Sembilan Tujuh)

betOL harAPAN berjaLAN menjaUH

2⁰0⁷

Mungkin ingatannya telah mundur sebanyak dua puluh tahun. Kiri dan kanan tampak hijau daun. Padahal hanya tersisa tangkai-tangkai berwarna hitam. Sedikit saja yang tampak kuning, bahkan hampir semua mengering. Sungguh tidak ada korelasinya. Aku tidak bisa menarik kesimpulan. Yang jauh itu rembulan, yang dekat adalah harapan, dan berjalan bukanlah pilihan.

#457RI

Pernah

Aku pernah

Berkata tak boleh singgah

Tapi kau tak menyerah

Dengan alasan beramah tamah

Aku pernah

Menyebut alasan tak lemah

Tapi kau mungkin tergugah

Dengan harap membuncah

Kita pernah

Menginginkan hal mudah

Tapi waktu tanpa celah

Berakhir dengan pisah

Banyak

Banyak baju yang harus dicuci

Banyak kertas yang harus dirapikan

Ada harga yang dibawa mati

Janganlah sampai disepelekan

Yang mana isi

Yang mana sampiran

Kamu sendiri

Yang tentukan

***Merujuk pada helaian, lembaran, dan perjanjian 😂

Menahan

Menahan diri agar tak bertanya

Memanglah daku bukan siapa

Melihat dikau terpampang nyata

Membuat pikir hampir tergoda

Hati siapa tak berkata

Bahwa dikau tampak bahagia

Semua sudah ada masa

Saatnya daku menutup mata

Daku ingin tetap berjalan

Tapi masih muncul harapan

Yang ditampik oleh kenyataan

Hujan di perjalanan

Tak Tersemat

Pesan tak tersemat

Rawan untuk terlewat

Hubungan yang tak singkat

Bisa berakhir dalam waktu dekat

Pesan tak tersemat

Memang tak ada niat

Apabila merasa terikat

Takkan pernah akan terlewat

Pesan tak tersemat

Tetap sama hingga membuat

Kecewa semakin kuat

Kata-kata menjadi hemat

Pernah Membara

Aku pernah membara

Di atas rata-rata

Dengan semangat empat lima

Siap untuk menata

Aku pernah membara

Namun sebentar saja

Karena setiap rasa

Dibungkam oleh kata

Aku pernah membara

Tapi kamu tak merasa

Bahkan tiada tanya

Yang ku terima

Menapak

Apakah masih menapak?

Begitu samar yang tampak

Dengan perlahan kaki bergerak

Mengikuti petunjuk acak

Apakah bisa bergerak?

Begitu sakit saat berpijak

Dengan cepat harus mengelak

Mengikuti sesuai jarak

Apakah bisa mengelak?

Begitu lelah karena jarak

Dengan tertatih membuat corak

Mengikuti irama sorak

Tak Bisa

Aku tak bisa

Tanpa menyapa

Potretmu di beranda

Memancing kata

Aku tak bisa

Acuhkan semua

Kata yang ada

Walau pernah luka

Aku tak bisa

Diam saja

Hanya karena

Teman biasa

Bukan Kuis

Kuis yang bukan kuis

Ditujukan padaku dengan ambis

Seketika pikir telah habis

Petunjuk gagal di analisis

Kuis yang bukan kuis

Memaksaku hingga menangis

Sungguh tak bisa ditepis

Pertanyaan yang tak manis

Kuis yang bukan kuis

Melemahkan hingga ke betis

Bisakah aku mengikis?

Kesal yang terlukis

Dan

Dan sekali lagi

Tak sanggup berdiri

Di bawah sinar mentari

Aku sendiri

Beberapa kali

Kehabisan energi

Walau tak berlari

Aku kembali

Sampai kapan

Tetap berjalan

Tanpa beban

Di masa depan

Belum Kepala Empat

Sepertinya tak mampu

Bergerak seperti dahulu

Rasanya terlalu lemas

Padahal tak memikul beras

Sepertinya tak sanggup

Bergerak tanpa grup

Rasanya terlalu berat

Padahal tak begitu sarat

Sepertinya tak yakin

Bergerak seperti pemimpin

Rasanya terlalu cepat

Belum kepala empat

Sabtu Ini

Aku telah berjanji

Akan bertemu Sabtu ini

Menemui teman cerita

Saat dewasa muda

Aku telah berjanji

Akan bercerita banyak

Tentang hari-hari

Menunggu yang layak

Aku telah berkata

Akan datang tepat waktu

Sampai saatnya tiba

Kita bertemu

#457RI

Begitu Mungkin Terlihat

Tak begitu sulit

Tapi malas melilit

Waktu yang tak sebentar

Habis hanya tuk berputar

Mungkin terlihat mudah

Tapi memang terlalu lelah

Sudah lebih sebulan

Butuh banyak asupan

Begitu mungkin terlihat

Tak lagi kuat

Karena sebagai penopang

Kini telah goyang

Sembilan Tahun

Sembilan tahun telah dilewati

Kenangan masih ada di sini

Gembira ria karena masa

Perjuangan bukan hanya cerita

Sembilan tahun telah dilewati

Kenangan ada saat mengantri

Menunggu tulisan diperbaiki

Untuk hari pemindahan tali

Sembilan tahun telah dilewati

Kenangan bersama teman berbagi

Menunggu hasil diumumkan

Lulus dengan perbaikan

#457RI

Catatan Jam Satu

Catatan jam satu

Berbunyi bak peluru

Tak henti mengingatkanku

Tentang ini dan itu

Catatan saat siang

Berbunyi bak perang

Tak henti berdendang

Tentang hal mendatang

Catatan selagi lelah

Berbunyi tanpa memilah

Tak henti aku berkilah

Tentang terik membuat gerah

Kata Pengantar

Dari jauh ku dengar kabar
Ada yang membuat kata pengantar
Bolehkah menulis daftar isi?
Itu tergantung kata hati

Rancanglah dulu bab satu
Agar tak begitu malu
Jika sampai pada bab dua
Perbanyaklah referensinya

Jika bab tiga telah digubah
Artinya jalan telah setengah
Bolehlah kita terus melangkah
Karena hari terus merekah

#457RI

SEBUAH KACAMATA

Kamu ada di sekitar. Aku pikir membutuhkanmu saat melihat benda yang kecil. Aku pikir bahwa semua akan jelas saat bersamamu. Aku pikir bahwa kamulah yang diperlukan untuk mencermati segala hal di dunia. Aku pikir bahwa kamulah yang di sekitar. Ternyata kamu kacamata hitam.

SEBUAH TAWARAN

Beberapa telah menyiapkan high heels warna merah. Padang rumput dekat rumah terus memanggil untuk melangkah. Mataku tertuju pada sepatu kets di rak ketiga. Putih bersih seakan tanpa noda. Ku coba berjalan perlahan. Ternyata ukurannya tidak pas, di matamu... Aku pun terjatuh karena kaki terus tergores.

SEBUAH PERJANJIAN

Suatu ketika, saat waktumu terbagi dua, ada bisikan yang bisa jadi adalah janji. Di antara siang dan malam, hidupmu akan ditentukan. Kamu pernah memohon. Aku hanya membaginya jadi dua. SIANG yang bernilai 50%, dan MALAM yang bernilai 100%. Entah janji siapa yang didengar hingga kamu bisa jalan santai. Mungkin aku sangat disayangi sehingga mendapatkan 50%. Perjanjian yang sangat menyulitkan ku jika yang kau dapat adalah MALAM. Berbahagialah bersama SIANGmu! Aku pasti akan menemukan 100% itu...

Blue

Layu di hari Minggu

Sungguh bukan mauku

Hari yang berjalan

Seakan hendak memakan

Layu di hari Minggu

Sungguh bukan ditunggu

Berjalan ke depan

Dengan perlahan

Minggu dengan harapan

Minggu tanpa celaan

Minggu yang ditunggu

Minggu yang biru

Selalu Seperti Itu

SELALU SEPERTI ITU

Menuliskan kata bermakna seribu

Takkan luluh hatiku

SELALU SEPERTI ITU

Meminta kata yang sudah lalu

Apakah luluh hatiku?

SELALU SEPERTI ITU

Menyimpan tanya berminggu-minggu

Benar sakit hatiku

SELALU SEPERTI ITU

Menggambar tawa dalam katamu

Benar tipu tipu

Begitu Sulit

MEMANG BEGITU SULIT

Menahan agar tak berkomentar

Akan apa yang masih samar

MEMANG BEGITU SULIT

Menahan agar tak berkelakar

Bahwa jawabanmu tidaklah benar

MEMANG BEGITU SULIT

Menahan agar tak bertengkar

Atas perilaku tak wajar

MEMANG BEGITU SULIT

Menahan agar tak berbinar

Oleh tulisan berbayar