Sabtu, 28 September 2019

Folder

Folder-folder di depan mata
Kuning semua
Yang hitam tampak buram
Ini bukan tengah malam
Putih yang mendominasi
Membuat halusinasi
Kini tinggal seperempat
Hitam semakin dekat
Sepenggal kisah
Semangat saat lelah

Jumat, 27 September 2019

Bukan Peluh

Bukanlah peluh,
Dia terjatuh,
Saat bersimpuh,

Bukanlah peluh,
Dia terjatuh,
Saat hati rapuh,

Dia berkaca-kaca
Akibat kata-kata
Yang menghujam dada

Dia berkaca-kaca
Karena cinta
Telah jauh dari manusia

Dia terus mengalir
Karena takdir
Telah terukir

Dia terus mengalir
Saat pikir
Menuju akhir

Selasa, 24 September 2019

Nostalgia

Kita bernostalgia
Membicarakan masa muda
Yang berlalu segera
Rasanya baru kemarin saja
Berkeringat pagi dan senja
Demi sebuah cita-cita
Tanpa tanda jasa
Kita yang mengenang
Masa-masa berjuang
Penuh haru dan bimbang
Agar mereka tersenyum girang

St #4

Tubuh minta tidur,
Dokumen minta print,
Mulut minta makan,
Perut minta relaksasi,
Saya minta maaf... 😁

Sabtu, 21 September 2019

Kamis, 19 September 2019

Asap

Merah putih, biasanya terlihat seperti itu. Walau jaraknya tidak begitu dekat, namun warnanya jelas terlihat. Bangunan tinggi di desa kami itu memang tidak jauh jaraknya dari rumah. Tower pemancar sinyal, itulah bangunan yang ku ceritakan. Sore ini, tampak ada yang berbeda darinya. Warna tower tak seperti yang biasa ku lihat, cenderung ke abu-abu. Wajar saja, desa kami merupakan salah satu desa yang terkena dampak kabut asap. Sudah beberapa hari ini, semua sekolah di provinsi kami diliburkan. Asap ini mengganggu kami untuk beraktivitas seperti biasanya.

Sabtu, 14 September 2019

St #2

Hidup yang semakin singkat disertai dengan kesulitan yang semakin panjang... Kalau kayak tabel excel sih mudah, tinggal tekan dan lepaskan, maka jadilah bentuk yang kita mau. Suka panjang, ditarik sampai batas kertas. Suka pendek, disesuaikan dengan banyak huruf.

Jumat, 13 September 2019

SESAK

Sesuatu di luar rencana
Energi terbuang percuma
Sisakan lelah yang nyata
Akui hanya manusia
Kuatkan daku, Sang Pencipta

Kamis, 12 September 2019

Aku Melihatnya

Aku melihatnya
Dalam sebuah pigura
Seorang wanita
Menggunakan gaun berwarna
Kuning polkadot hitam
Dia melihat ke depan
Rambutnya terurai
Bagai seorang putri
Yang tampak dari belakang
Dia berdiri di samping
Pintu besi geser biru
Lokasi yang ku kenali
Sebagai pintu rumah ibu

Aku melihatnya
Bisa saja karena dia
Karena putri tidur berwarna
Anggur yang tak mendengkur
Tertanam jelas dalam ingatan
Hingga "putri" terus tergambarkan

Aku melihatnya
Bukan pada galeri seni
Tapi lokasi yang ku kenali
Memiliki dua pintu
Di rumah ayahku

Aku melihatnya
Tidak sendirian
Berdua bersama
Sosok seorang wanita
Terbaring di sana
Yang ku percaya adalah "dia"
Wajah yang tak ku ingat
Tapi bisa ku berikan label
Mungkin itu hanya keinginan
Dari lubuk hati terdalam
Sebelum dibuai malam

Aku melihatnya
Bersama dengan dia
Saat datang seorang pria
Membawa sebuah pigura
Seharga lima ribu
Dalam hatiku
Ingin memberi tujuh ribu
Sekembali dari kamar
Pria itu terus memandang
Dia yang masih tidur
Amarahku pun datang
Ku pinta segera keluar

Aku melihatnya
Putri memakai gaun berwarna
Pink biru bertahta
Saat aku membuka mata

ALFABET

Adalah nyata
Lambaian tangannya
Fajar segera pergi
Apakah ini mimpi?
Besok belumlah pasti
Empat mungkin berhenti
Tunggu dan temui

REASON

Rasakan dinginnya
Embun yang menyapa
Atur napasmu
Semua kan berlalu
Orang hanya berkata
Napasmu yang menggema

Putri Tidur

Putri tidur
Posisinya teratur
Gaun berwarna anggur
Cantik tak terukur
Suasana bak catur
Tiada yang terhibur
Karena putri tak mendengkur

Selasa, 03 September 2019

Jp #1

寂しい (sabishii)=sepi

無理おしないでね (murio shinaidene)=jangan terlalu memaksakan diri ya)

2024

Saat semua tak lagi sehat Saat semua harus merapat Saat semua tak terlihat Saat semua duduk di tempat Harus semua berlaku hebat Harus semua ...