Sabtu, 26 Oktober 2024

Sepenuh Jiwa

Hari-hari tak enak badan Nasib tiga puluhan Menghitung mulai perlahan Satu hingga delapan Hari-hari sering pusing Nasib punya pancing Hingga daya menguning Masih saja daring Hari-hari tak bertenaga Nasib sepenuh jiwa Dia terus menyala Hingga habis masanya 457RI

Jumat, 25 Oktober 2024

Setetes Air

Setetes air dari pegunungan Sungguh sangat dinantikan Teriring doa harapan Dapat memberi ketenangan Setetes air yang didamba Sungguh sulit dijumpa Teriring harapan bersama Memberi tanpa terlupa Setetes air penyembuh radang Kapan akan datang Teriring harap berulang Memberi tanpa menyerang

Kamis, 24 Oktober 2024

Sejajar

Ketika menulis fakta Selalu seiring seirama Beberapa paragraf fiksi Yang mengasah imajinasi Ketika membuat soal Selalu bertambah perihal Menguji sebagai personal Padahal belum final Ketika menentukan ajar Pemikiran menuntut wajar Kanan dan kiri harus sejajar Agar tak berputar #457RI

Batu

Batu itu mulai ditinggalkan Sebagai penyelamat dari genangan Saat aspal menguasai jalanan Dan jejak kaki tak lagi bertahan Dulu ia penopang di kala hujan Sekarang tersisih, jadi kenangan Di bawah roda dan langkah ringan Tak lagi dianggap sebagai teman Namun batu tetap di sana, diam Menyimpan kisah tanpa dendam Meski kini terlupakan dan terpendam Ia pernah berdiri mengikuti jam #457RI bantu

Minggu, 20 Oktober 2024

Sinar Cahaya Merah

Izinkan daku sampaikan kabar

Kepada sang pembuat sinar

Ketika hati enggan berkelakar

Apa yang harus dikejar?


Izinkan daku sampaikan berita

Kepada sang pembuat cahaya

Ketika hati enggan menyapa

Apa yang harus dibawa?


Izinkan daku sampaikan kisah

Kepada sang pembuat merah

Ketika hati enggan tergugah

Apa yang harus diunggah?

Sabtu, 19 Oktober 2024

50 Detik

Video itu berdurasi 50 detik. Dengan menggunakan kamera depan, layar penuh dengan senyuman. Gerak-geriknya tampak biasa, hanya menggambarkan aktivitas sehari-hari yang umumnya dilakukan kebanyakan orang. Namun, pada detik ke 37 hingga 43, saya merasakan sesuatu. Selama enam detik tersebut, saya terlihat "berbeda" dari biasanya. Momen itu membuat saya merenung. Jika 50 detik video tersebut adalah sampel dari kehidupan saya, saya pun mulai mencoba menghitung berapa banyak waktu "berbeda" itu yang mungkin ada dalam sehari. Dalam satu hari, kita memiliki 24 jam, dan dalam satu jam terdapat 60 menit, sementara setiap menit terdiri dari 60 detik. Jadi, total waktu dalam sehari adalah 86.400 detik. Untuk menghitung “kondisi” tersebut, saya membagi 86.400 detik dengan 50 detik, yang menghasilkan 1.728 kali. Setiap 1.728 kali itu, terdapat enam detik “berbeda”, dan ketika saya mengalikan 1.728 dengan 6, saya mendapatkan total 10.368 detik, yang setara dengan 2 jam 52 menit 48 detik. Ini berarti bahwa dalam sehari, saya tampak “berbeda” selama hampir 3 jam. Namun, hasil ini tentu tak akan sama jika dihitung dari perspektif di belakang kamera. Di balik layar, terdapat banyak momen yang tak terekam, saat kita berinteraksi, merasakan, dan mengalami kehidupan dengan cara yang mungkin jauh lebih dalam dan bermakna. Dalam momen-momen tersebut, kita menemukan bagian dari diri kita yang tidak selalu terlihat oleh dunia luar. Begitu banyak waktu yang kita habiskan untuk menjadi diri kita yang sebenarnya, entah itu di depan atau di belakang kamera, membentuk siapa kita dalam perjalanan hidup ini. Setiap senyuman yang terekam, setiap tawa yang terlewat, serta setiap detik yang dihabiskan dalam keheningan memiliki peran dalam membangun identitas kita. Dengan demikian, penting bagi kita untuk menghargai setiap detik, baik yang terlihat maupun yang tidak, sebagai bagian integral dari pengalaman hidup kita yang berharga.

Minggu, 13 Oktober 2024

3B

Berjalan dengan tujuan Mencari beberapa kudapan Namun suatu kebetulan Kita berpapasan Berjalan di sore hari Mencari tambahan nutrisi Namun tanpa dinanti Kita berhenti Berjalan tanpa prasangka Membawa beberapa angka Namun begitu nyata Kita berbeda

Selasa, 08 Oktober 2024

Mengucap Janji

Dia begitu sumringah

Menyambut hari yang cerah

Pipinya tampak memerah

Segera menyatukan langkah


Dia begitu bahagia

Menyambut hari yang sempurna

Senyumnya tampak berbeda

Segera melangkah bersama


Dia begitu diberkahi

Menyambut hari yang diridhoi

Harapannya tampak berisi

Segera mengucap janji

Tak Tahu

Bahkan dia tak sanggup melanjutkan

Titik-titik yang sengaja ku tuliskan

Sungguh tak ada jawaban

Dia hanya menunjukkan ketidaktahuan


Bahkan dia tak dapat melengkapi

Titik-titik yang terlihat di sini

Sungguh tampak manusiawi

Padahal tampak berisi


Bahkan dia tak dapat membantu

Titik-titik sejumlah dua atau satu

Sungguh dia mulai membatu

Padahal tugasnya begitu

Anjing

Suaranya kembali terdengar

Makin lama makin besar

Dulu hanya samar-samar

Kini daku jadi gemetar


Langit kini tak lagi terang

Karena beredar jauh ke seberang

Hati siapa yang tak terguncang

Seakan menabuh ribuan genderang


Suaranya kini kembali senyap

Sungguh masih ku mendekap

Dengan penuh kalimat harap

Pergilah jangan sampai tertangkap

TAKDIR

Takdir manakah yang kan menghampiri

Andaikan semudah itu ku mengetahui

Kalimat-kalimat kan semakin berseri

Dunia seakan milik sendiri

Impian bukan sekadar imajinasi

Rasanya inilah yang dinanti

Bisa-bisanya

Bisa-bisanya aku mencari namamu Dalam daftar itu Padahal aku tidak tahu Di mana kamu menimba ilmu Bisa-bisanya namamu ada Padahal aku hanya ...