Kamis, 16 April 2020

Rumah


Sebut saja dia ANG. Semenjak kepergian ANG asli, sebutannya turut berubah. Saat awal kehadirannya di dunia, kami sepakat menamainya ING. Selain ANG dan ING, ada juga UNG. Mereka lahir dari ibu pengelana yang berasal entah dari mana. Karena hal tersebut, si ibu ini seringkali menunjukkan sikap ingin menggigit setiap kami berada di dekatnya.
Kebiasaan ini menurun kepada ketiga anaknya. UNG, satu-satunya betina adalah kembar yang paling garang. Senggol dikit digigit. Tingkat kesadisan kembar ini dimulai dari yang paling garang adalah UNG, ING, dan ANG.
ANG terlihat sangat baik dan pemalu sehingga kami sangat menyayanginya. Karena terlalu banyak kucing di rumah, kami membuka kesempatan kepada orang lain untuk merawatnya. Alhasil, keluarga kami yang berasal dari desa lain ingin merawat salah satu dari kembar tiga tersebut.
Keluarga kami ingin kucing jantan, jadi si garang UNG bukanlah pilihan. Tersisa ANG dan ING. Kami sepakat akan merelakan ING untuk keluarga lain.
Tibalah saat si kembar harus berpisah. ING menghilang. Karena waktunya sedikit, akhirnya ANG yang harus pergi. Tidak lama kemudian, ING datang. Sejak saat itu, ING disebut ANG. ANG sekarang tidak lagi garang, lebih penurut.
Waktu terus berlalu. Ibu ANG, ING, UNG meninggalkan dunia. Tersisa ANG dan UNG di rumah. Pola ini terus berlanjut. Giliran UNG yang pergi menyusul ibunya.
Kini ANG sendiri yang mengeong di rumah. Namun, dia tidak benar-benar sendirian. Tiap sore ada saja betina yang menghampiri. Ada betina yang ku sebut dengan SUSANA karena di sekitar matanya berwarna hitam. Ada lagi betina yang ku sebut SAINGANNYA SUSANA, karena wajahnya tidak semenakutkan SUSANA.
SUSANA kini tidak pernah ku lihat lagi. Entah ada apa dengannya. Namun SAINGANNYA SUSANA masih sering ke rumah.
Selain ANG dan SAINGANNYA SUSANA, ada lagi yang mengeong di rumah. Tiga jantan yang sudah bosan mengisolasi diri di rumah masing-masing. Sore itu terlihat JANTAN 1 dan JANTAN 2 sedang santai tidur di depan teras. Saat aku mendekat, mereka bergegas pergi. Dari teras, aku menuju dapur. Ternyata ada JANTAN 3. Bukan cuma sore itu mereka ada. Hari-hari berikutnya juga ada. Seperti RUMAH SINGGAH KUCING.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bising

Dari merah menjadi hijau Aku menyerah karena dikau Tak searah membuat galau Kini sejarah menjadi silau Kini hijau dahulu merah Aku mulai me...